LUKAS 13 : 22-30
(LUKAS 13:24) Jawab Yesus kepada orang-orang disitu : berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
Apakah keselamatan butuh perjuangan?
ada beberapa hal yang mengganggu pikiran saya selama minggu yang berjalan ini. Ibarat pohon kecil yang sudah bagus ditanam, tiba- tiba harus menghadapi badai kencang yang mencoba mengguncang kekuatan akarnya. Akar yang tertancap pada objek yang benar pasti tidak akan mudah goyah. Tapi bagaimana jika akar tersebut masih dalam proses mencari “tempat yang tepat”, tapi justru di harus diperhadapkan pada tiupan angin?
Minggu yang lalu saya mendengar sebuah khotbah dari seorang pendeta yang sebelumnya menjadi misionaris di daerah-daerah terpencil. Ia menyampaikan sesuatu yang membuat saya sangat bersukacita karena berita tersebut dapat didengar oleh banyak orang yang hadir dalam kebaktian.
“hidup kekal adalah anugerah pemeberian Cuma-Cuma dari Allah kepada yang tidak layak”
Tapi di minggu ini, tiba- tiba konteksnya berubah.
“berjuanglah dalam keselamatan” untuk selamat, kamu harus berjuang sedemikian rupa karena pintunya sempit.
Manakah yang benar? Bukankah keselamatan itu terlalu murah jika hanya diberikan secara Cuma-Cuma? Tapi tidakkah justru terlalu susah jika harus dengan perjuangan?
Lukas berulang kali mengingatkan pembaca bahwa titik akhir dari perjalanan Yesus adalah Yerusalem. Dalam perjalanan ini, focus Yesus bukan hanya pada tanda-tanda dan mujizat, tapi yang paling penting tentang berita keselamatan. Dalam perikop ini,, seseorang bertanya kepada Tuhan Yesus bahwa apakah hanya sedikit saja orang-orang yang diselamatkan?(Lukas 13:23). Pertanyaan ini muncul dikarenakan pada waktu itu, ajaran Yahudi tentang keselamatan adalah harus berjuang dalam kesalehan, taat pada semua hukum taurat dengan sempurna. Hal ini justru menimbulkan ketakutan dan tanda Tanya besar bagi kebanyakan orang karena sangat sedikit bahkan mungkin tidak ada satupun orang yang hidup pada saat itu mampu menjalankan hukum taurat dengan sempurna.
“Lukas 13 : 27, tetapi Ia akan berkata kepadamu : Aku tidak tahu darimana kamu datang, enyalah dari hadapan_Ku hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan” jika ada orang yang pada waktu itu menganggap mustahil diselamatakan dengan taat pada hukum dan ketetapan agama, maka sebagian lagi justru menganggap diri benar karena merasa tahu akan semua ajaran, merasa benar karena kegiataan keagamaan, atau mungkin merasa layak karena bisa melakukan banyak mujizat demi nama Tuhan. Tapi, yang menarik disini Yesus berkata bahwa orang-orang seperti itu justru tidak dikenal dan pasti akan diusir.
Keselamatan bukanlah sesuatu yang dapat kita perjuangkan. Sebanyak apapun pelayanan yang kita lakukan, seberapa tinggi jabatan gereja yang kita pegang, seberapa banyak persembahan yang kita beri, semua ini bukanlah alat ukur yang memakai istilah “perjuangan”. Terlalu sempit pintu untuk bisa masuk sebenarnya mau mengartikan bahwa sangat mustahil orang diselamatkan karena hasil perjuangannya. Mengapa mustahil? Karena pada dasarnya kita adalah orang berdosa (Roma 3:23). Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri karena tuntutan Allah adalah sempurna (Matius 5:48), artinya tidak boleh ada satu dosapun yang menodai hidup kita supaya kita bisa diselamatkan. Jika kamu membuat kue dengan 10 butir telur, dengan telur yang pertama sampai yang kesembilan baik tapi telur yang ke sepuluh justru rusak dan tanpa sengaja kamu campurkan dengan Sembilan yang baik, apakah hasilnya? Tentu rusak semuanya. Demikian juga semua kesalehan dan kebaikan yang kita lakukan pasti akan tercemar hanya dengan satu pelanggaran yang dibuat (Yakobus 2 :10).
Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan dan hidup. Dan inilah kebenaran yang mutlak. Jangan ditambah-tambah dengan perbuatanmu. Sedikitpun tidak ada perjuangan manusia dalam karya keselamatan Allah! Karena yang sebenarnya berjuang adalah hanya Yesus sendiri, dan puncak dari kesetiaan dan perjuangan kasihNya sebagai manusia yang sempurna adalah ketika Dia mau menyerahkan nyawa-Nya dikayu salib supaya kita yang berdosa dapat diselamatkan.
Keselamtan adalah anugerah. Allah memberikannya kepada kita karena Dia tau bahwa terlalu sempit pintu bagi kita untuk masuk dalam kerajaan-Nya. Maka pintu satu-satunya yang bisa memberikan kita kepastian keselamatan adalah Kristus sendiri yang dapat kita undang masuk dalam hidup melalui pintu hati kita ( Wahyu 3:20). Keselamatan dari Kristus sama sekali tidak melibatkan perjuangan kita. Bukan karena murahan, tapi karena terlalu mahal harganya maka hanya harga darah Yesus yang bisa menjadi jaminan melalui iman percaya kita.
Anugerah keselamatan bukan juga voucher bagi kita untuk seenaknya berbuat dosa. Jika perjuangan kita adalah sia-sia untuk bisa selamat, maka sebaliknya ketika kita telah diselamatkan maka perjuangan untuk hidup kudus dan benar itu perlu dan harus dilakuan sebagai wujud syukur dan trimakasih kita kepada Tuhan Yesus, agar Dia terus dimuliakan dalam hidup kita. Keselamatan bukanlah barang yang dapat kita pertahankan dengan perbuatan, pada saat taat diberikan, dan ketika tidak taat maka diambil kembali. Tidak! Keselamatan telah dikerjakan sekali untuk selamanya dan diberikan sekali untuk selamanya (Yohanes 10:28). Keselamatan tidak terletak pada kesetiaan kita yang mudah rapuh dan lelah untuk berpegangan pada tangan Allah tetapi terletak pada janji dan firmanNya yang tidak pernah ingkar (Ibrani 13 : 5c) .
Soli Deo Gloria
PChrist_inW
Tatengesan, 24 Januari 2020
0 komentar :
Posting Komentar