Lukas 2:49b (TB)
Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
Ada pepatah yang mengatakan "sejauh apapun kita melangkah, rumah adalah tempat kita kembali" bahkan ada pula yang mengatakan bahwa di luar rumah anda mungkin bisa menjadi orang lain, tapi di dalam rumah anda adalah sebagaimana diri anda.
Dalam kurun waktu ini, Tuhan mendidik saya untuk lebih memahami akan makna dari sebuah keluarga. Rumah menjadi sekolah saya yang selanjutnya untuk belajar banyak hal yang tidak dapat saya temukan di tempat pendidikan formal. Meski sepanjang hidup sebenarnya waktu saya lebih banyak dihabiskan di rumah dengan keluarga, namun proses untuk belajar bersama mereka tak pernah habis. Setiap hari selalu ada kisah baru, tantangan baru, bahkan ujian baru untuk terus semakin memperbaharui hidup diri saya sendiri dan pastinya anda juga.
Terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah membuat saya sering berpikir, jika begini terus, bagaimana saya bisa melayani Allah?
Bukankah rencana saya harus sejalan dengan rencana-Nya?
Bukankah sebagai orang yang telah diselamatkan dalam kasih karunia-Nya, saya harus menghidupkan visi-Nya?
Tapi, kenapa Tuhan masih menahan saya disini? Di bawah atap ini?
Mungkin beberapa hal yang saya pikirkan di atas sama halnya dengan apa yang juga anda pikirkan.
Ketika orang tua Yesus menemukan Yesus di bait Allah pada umur 12 tahun mereka telah menyaksikan akan apa sebenarnya panggilan Yesus lewat bagaimana ia bercakap dengan para pemimpin. Yesus seharusnya sejak saat itu sudah bisa merekrut murid dan berkhotbah dimana-mana. Tapi, apakah Dia melakukannya?
Tidak.
Dia pulang ke rumah, berada dibawah atap, belajar tentang keluarga-Nya, dan diproses di tempat kelahiran-Nya selama kurang lebih 30 tahun hidup-Nya sebelum kemudian memulai perjalanan pelayanan-Nya.
Ladang penginjilan dan pelayanan kita juga bisa jadi berada dibawah atap rumah kita. Ini bukan berarti bahwa anda dan saya tidak bisa pergi ke tempat yang jauh dan melakukan pelayanan-pelayanan yang spektakuler, seperti penginjilan di pedalaman, KKR di luar negeri, atau pengabdian bertahun-tahun di luar daerah. Tapi, alangkah baiknya juga jika kita memulainya dengan keluarga kita sendiri. Apa yang dapat menyebabkan anda berpikir bahwa keluarga anda akan mempercayai anda untuk pergi ke tempat yang jauh jika mereka sendiri tidak mempercayai anda di dalam rumah?
Cintailah keluarga kita, nikmatilah proses bersama mereka karena sesungguhnya saat ini merekalah ladang yang semntara anda garap.
Selamat hari minggu
To God be the Glory
Tatengesan, 5 Juli 2020
PChrist,_in
Dan sebuah tantangan dimana berita Injil sering kali menjadi sukar diberitakan atau diterima di tempat dimana kita tinggal. Yesus pun ditolak di kampung halaman-Nya sendiri. Oleh karena itu jangan pernah tunda untuk memberitakan Injil dan terlebih lagi menghidupinya.
BalasHapusAmin
BalasHapus🙌. Trimakasih kak
Trimakasih😊🙏, Keysha?
BalasHapus