Lagu yang berjudul
“ku menang - ku menang bersama Yesus Tuhan” selalu terdengar, entah itu melalui pengeras suara di gereja , suara anak-anak kecil yang menyanyi di sepanjang jalan, ataupun musik dari rumah warga pada setiap perayaan hari paskah seperti sekarang ini. Hanya saja, situasi sekarang sedikit berbeda dari apa yang selalu saya lihat dan alami sebelumnya. Tidak ada lagi lomba telur paskah, tidak ada lagi arak-arakan kemenangan dengan obor, tidak ada lagi persekutuan dengn skala besar untuk merayakan sukacita paskah. Saya teringat akan tahun-tahun yang baru lewat, biasanya di momen-momen seperti ini gereja kami akan melaksanakan ibadah paskah di lapangan terbuka, dengan mendirikan tenda-tenda di tiap kolom, kemudian menyanyikan lagu-lagu yang beritme semangat secara bersama-sama.
Hari ini, semua teras berbeda. Semua jalanan terlihat sepi, suara alunan angin terdengar lebih jelas dengan keheningan yang ada. Semua berdiam di dalam rumah seolah-olah ada maut yang menanti jika kami berkumpul, meskipun faktanya itu bisa saja terjadi, mengingat kondisi saat ini. Kelaparan, kehilangan, ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan, bahkan keterpurukan menjadi satu bingkai dalam sebuah tangisan yang memilukan di beberapa tempat. Makhluk yang begitu kecil bisa menaklukan dunia, dimana letak kemenangannya, ketika semua orang justru mengurung diri dalam ketakutan?
Semua yang terjadi saat in membuat saya benyak merenung dan berefleksi. Ketika melihat Birunya langit, indahnya mentari, merdunya burung-burung yang berkicau ditengah kesunyian ini, justru kembali mengingatkan saya akan kemenangan yang sebenarnya. Selama ini banyak orang terlalu sibuk dengan ornament dan ritual agama termasuk paskah, tapi tidak tidak pernah tertarik akan Domba Paskah yang sebenarnya (1 Korintus 5:7) sehingga bagi banyak orang kemenangan hanyalah semu jika justru banyak kepedihan dan pergumulan yang terjadi.
Faktanya ,Kemenangan orang percaya tidak terletak pada situasi yang terjadi saat ini. kemenagan orang percaya tidak bergantung pada dinamika dunia. Kemenangan orang percaya tidak tergantung pada kesetiaan dan ketaatan apalagi suasana hati kita. Jika pada zaman dulu paskah diperingati sebagai hari raya besar mengenai Allah yang membebaskan Israel dari perbudaan Mesir, maka saat ini perayaan Paskah bukan hanya sekedar momen pengingat, tapi juga momen untuk terus mengalami Kristus dalam hidup. Kemenangan Kristus lewat kebangkitan-Nya membuat kita tidak lagi diperbudak oleh dosa, dan bebas dari maut “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, dimanakah sengatmu? Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan Kita” (1 korintu 15:55-57). Seseorang tidak akan pernah mengerti apa artinya kemenangan tanpa ia mengalami kemenagan itu terlebih dahulu. Firman Tuhan juga berkata bahwa kita bukan hanya sekedar pemenang, bahkan lebih dari pemenang. Mengapa demikian? misalkan anda mendapat juara dikelas, sehingga memperoleh penghargaan. Bukankah ini suatu hal yang membanggakan? Tapi sampai kapan ini bisa bertahan? Bisa saja beberapa bulan kedepan anda mulai malas belajar dan akhirnya peringkat anda turun dan tidak lagi mendapat penghargaan seperti sebelumnya. Bedanya dengan orang percaya yang dimenangkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus disebut sebagai pemenang, karena maut telah dikalahkan, dan kita diselamatkan satu kali untuk selama-lamanya. Dalam Kristus kemenagan kita adalah kemenangan yang pasti (Yohanes 6:47).
Akhirnya, yang saya mau sampaikan bahwa meskipun dunia berubah, meskipun banyak masalah dan persoalan hidup, bahkan meskipun situasi saat ini tak memberi kepastian, teruslah ingat bahwa kamu dan saya sudah dimenangkan oleh Kristus bahkan disebut sebagai lebih dari pemenag. Benarkah aku telah menang? Ya tentu saja! Jika masih ragu, mungkin itu artinya kau belum percaya sang pemberi kemenagan!
Soli Deo Gloria
Tatengesan, 12 April 2020
PChrist_in
0 komentar :
Posting Komentar