Kamis, 04 Juni 2020

LEMAH LEMBUT MENDATANGKAN KEDAMAIAN 


  • Efesus 4:2 (TB) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 
  •  "Hidup itu punya banyak rasa"
  •     Istilah ini sering didengar dalam sebuah iklan produk kopi. Orang-orang yang banyak menghabiskan waktu di depan layar TV pasti tidak akan asing dengan kalimat ini, dan memang kalimat ini adalah benar. Perjalanan waktu yang terus berputar tidak serta merta membuat kita hanya duduk diam dan tenang-tenang saja tanpa menemui berbagi dinamika hidup. Ada saat kita merasa senang, ada saat kita merasa sedih bahkan ada saat dimana kita seolah mati rasa dengan kehampaan. Semua ini ada penyebabnya. Dan sekrang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana respon anda terhadap hidup yang katanya banyak rasa ini? Dalam kitab Efesus, ada istilah yang meluruskan sikap kita yang tidak menyenangkan, yaitu lemah lembut. Sikap yang menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati dalam diri sesorang. Lemah lembut berarti mau menerima keterbatasan dan kekurangan orang lain tanpa melampiaskannya melalui bentakan, hentakkan bahkan amarah. 
  •     Dalam Galatia 5:22-23 sendiri berkata bahwa kelemah lembutan merupakan bagian dari buah Roh. Jika dalam keluarga saja kita belum bisa lemah lembut, pertanyaannya apakah hidup kita sudah benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus? Memang tidak mudah ketika kita harus tenang dan diam sebagai respon atas kata-kata kasar, dan memang cukup sulit ketika kita harus lembut dan tenang saat diihasut, tapi selama kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, memohon Dia untuk memampukan kita bersikap sesuai dengan kehendak-Nya. Allah sendiri tidak ingin kata-kata kasar yang melukai hati orang lain keluar dari mulut kita, anak yang Ia kasihi. Tuhan Yesus telah menebus segala dosa kita dengan anugerah-Nya termasuk dosa kita yang suka bersikap kasar terhadap orang lain. Jika untuk bisa lemah lembut saja kita tidak bisa menyangkal diri dan menampakkannya dalam hidup, kini yg harus direnungkan sekali lagi adalah apakah kita telah benar-benar mengasihi-Nya? Apakah kita benar-benar sadar seberapa besar yang Yesus korbankan untuk kita? Apakah kita benar-benar sudah menjadi orang yang tahu berterimakasih? Jika perbuatan baik adalah ungkapan terimakasih kita kepada-Nya, mengapa untuk bisa lemah lembut saja kita tidak bisa melakukannya. Kita terlalu berat mengorbankan ego kita, padahal dosa saya dan anda yang begitu berat telah dipikul-Nya. 
  •        Belajarlah lemah lembut dari Tuhan Yesus, selama kita mau belajar untuk tetap dan selalu menyerahkan hidup kita pada-Nya, Dia pasti memampukan kita. Soli Deo Gloria     

0 komentar :

Posting Komentar