Ratapan 2 : 11
Hancur habis hatiku,sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di
lapangan-lapangan kota
Perasaan adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan penginderaan, sebab perasaan akan lebih terkait dengan
sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Misalkan seseorang akan merasa
kegerahan jika lingkungan disekitarnya panas. Berbeda dengan perasaan, emosi
justru mengungkapkan perasaan. Misalnya seseorang akan mudah“marah” jika dia
dalam keadaan kepanasan. Hal ini juga yang dialami oleh Nabi Yeremia. Nabi
Yeremia dikenal sebagai nabi “Ratapan”, yang diyakini sebagai penulis kitab
Ratapan. Keadaan bangsa Yehuda dan bait suci yang hancur oleh Babel menjadi objek
Ratapan dalam kitab ini. Penyebab sesungguhnya dari kehancuran yang terjadi
adalah bangsa Yehuda sendiri. Perasaan sedih ini kemudian diungkapkan dalam
tulisan yang penuh emosional oleh nabi Yeremia.
Setiap orang punya respon emosinal
yang berbeda-beda terhadap apa yang mereka rasakan. Ada yang berkata , bahwa
perempuan cenderung lebih menggunakan perasaan, sedang laki-laki menggunakan
logika, tapi sebenarnya logika dan perasaan justru merupakan hal yang tak dapat
dipisahkan dan setiap orang pasti mempunyai perasaan terhadap situasi atau
keadaan disekitar mereka.
Yesus pun mengalami perasaan yang
teramat sedih ketika melihat akan keberdosaan manusia. Yesus meratapi akan
kekerasan hati dan kesombongan manusia yang justru dapat menyebabkan
kebinasaan. Sebagai respon dari perasaan sedih tersebut, Yesus menunjukan
pengampunan dan kasih tanpa syarat melalui totalitas penderitaan dan
pengorbanan-Nya bagi kita manusia yang berdosa.
Hari ini, mungkin ada banyak hal terjadi disekitar kita yang menguras banyak
emosi. Entahkah itu marah ketika ada yang menyakiti kita, beban hidup yang
melelahkan, diperlakukan tidak adil ataupun ditekan tanpa kasih, yang
melahirkan emosi baik dalam bentuk tangisan ketika mulut tak mampu untuk berucap.
Apapun emosi dan perasaan yang kita rasakan itu adalah hal yang wajar. Wajar
jika kita merasa terpukul ketika disakiti, wajar kita merasa lelah jika terus
ditekan, wajar kita merasa malu ketika dipermalukan, tapi seperti ungkapan
Yeremia “Curahkan isi hatimu bagaikan air dihadapan Tuhan, angkatlah tanganmu
kepada-Nya demi hidup anak-anakmu”, maka adalah baik mencurahkan isi hati kita
kepada Dia, karena seperti ungkapan lagu “Dia mengerti”, maka Kristus adalah tempat yang paling tepat, sebab Dia
sendiri telah mengalami lebih dulu semua perasaan dan emosi sebagai manusia
ketika Dia ditinggalkan, dikhianati, dipermalukan, dikucilkan, dihina,dianiaya,
di sangkali dan disalibkan. Tak bisa dibayangkan seperti apa perasaan Yesus
saat itu, tapi satu hal yang pasti bukan seperti kita yang berdosa, tapi
perasaan “Kasih” tak bersyarat yang Ia miliki dan respon Kasih itu adalah Pengampunan
yang sempurna bagi dunia. Amin
Terkadang kita merasa tak ada jalan
terbuka
Tak ada lagi waktu
terlambat sudah
Tuhan tak pernah berdusta
Dia s’lalu pegang janji-Nya
Bagi orang percaya, mujizat nyata..
Dia mengerti, Dia Peduli
persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti Dia peduli
persoalan yang
kita alami
Namun satu yang Dia minta
Agar kita
percaya
Sampai mujizat menjadi nyata
Soli
Deo Gloria
Tatengesan,
07 Februari 2020
PChrist_inW