This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 20 Februari 2020

do i have True Love ?


MENCINTAI DALAM KEBENARAN

Yeremia 33:3
Dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu

         Setiap orang membutuhkan cinta. Tanpa cinta, manusia akan menjadi seperi robot yang menjalani hidupnya dengan hampa dan monoton. Seperti halnya remot control yang terus mengatur, orang yang hidup tanpa cinta akan memprogram hidupnya seperlu dan seadanya tanpa ada tujuan yang jelas. 
        Apakah cinta hanya sekedar perasaan emosional seseorang? Bukankah perasaan manusia bisa berubah-ubah? Maka sungguh tidaklah mungkin cinta yang benar akan didasari oleh perasaan saja. Dari hal ini, kita dapat mengerti bahwa cinta yang sejati hanya ada dialam Kristus, dan tanpa Kristus cinta justru akan menjadi jebakan, karena tidak landasi oleh kebenaran.
            Banyak orang yang berkata kepada lawan jenisnya “aku mencintaimu”, yang kemudian ketika ditanya apa alasannya maka yang sering dijawab adalah “yah karena itu yang saya rasakan”. Jika iman tidak bisa bergantung pada perasaan, maka sama halnya dengan cinta. Cinta tidak hanya semata-mata bicara perasaan, karena perasaan manusia bisa berubah. Hari ini bisa bilang cinta, besok-besok apakah masih tetap sama? Begitu banyak Pasangan suami istri yang baru menikah awal-awalnya menunjukkan kehidupan keluarga yang bahagia dan penuh cinta, tapi apa yang terjadi sepuluh tahun kemudian..? seperti cat dinding yang awalnya cerah, lama kelamaan pudar termakan waktu.
               Cinta akan bertahan jika berada didalam kebenaran. Kristus adalah kebenaran yang mutlak.  Ketika cinta dilandaskan pada Kristus, maka cinta bukan lagi bicara soal perasaan tapi komitmen untuk bertumbuh semakin mengasihi Kristus melalui relasi dengan sesama manusia. Cinta bukan lagi bicara tentang “Aku” saja. Orang yang sudah memahami dan mengalami cinta yang sejati pasti akan mengerti apa tujuan dari relasi “pacaran” sehingga perasaan nyaman dan bahagia berada dekat dengan seseorang bukanlah alasan yang tepat untuk menjadikannya sebagai pasangan hidup.
         Pemikiran yang sempit akan pacaran dapat menjebak seseorang pada satu kata yang bernama cinta. Banyak yang menggunakan istilah pacaran hanya untuk sekedar kesenangan atau juga tuntutan usia yang justru membuat nilai dari sebuah relasi pacaran menjadi rendah dengan alasan-alasan “picisan” yang demikian.
Cinta yang benar adalah cinta yang memiliki nilai. Cinta yang bernilai adalah cinta yang berharga karena didalamnya ada tindakan yang saling menghargai, sehingga cinta yang paling berharga adalah cinta yang berkorban. pengorbanan yang paling sempurna adalah kematian Kristus yang menjadi bukti cinta-Nya bagi dunia.  Seperti surat Paulus kepada Timotius dalam 1 Timotius 1:15 (TB)  Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
Cinta dalam kebenaran adalah cinta yang menyelamatkan. Cinta dalam kebenaran adalah cinta yang objeknya bukan ke diri sendiri saja. Dan teladan cinta yang benar hanya pada Dia yang adalah sumber kebenaran.

          Ketika kita menyadari akan pemberian Kristus bagi kita dan menjadikan Dia satu-satunya pemilik hidup kita , maka kita tidak akan dengan mudahnya memberikan hidup kita yang berharga pada yang bukan pemilik. Begitu banyak orang yang terjebak dengan cinta yang salah sehingga memberikan hidupnya pada objek yang salah. Terus jadikan Tuhan Yesus pemimpin hidup kita. Dia yang mencintaimu dengan cinta yang kekal, akan menolongmu untuk membagikan cinta itu dan juga menolongmu untuk merealisasikan cinta Kristus dalam relasi dengan sesama dan relasi dengan dia yang sudah berkomitmen denganmu sebagai pasangan hidup nantinya. Selamat hari kasih sayang. Kasih Kristus jauh lebih indah ketika kau telah menempatkankan-Nya dalam hidupmu.

Tatengesan, 14 Februari 2020
PChrist_inW



Selasa, 11 Februari 2020


PERGUMULAN SEBAGAI KESEMPATAN UNTUK MENGHAYATI PENDERITAAN KRISTUS



2     Korintus 1:3-4
(1)Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, (2) yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.

Ketika ada orang yang bertanya “apa kabar?”, bagaimana anda akan menjawab? Tentunya baik bukan? Atau jika ada orang yang menyapa dengan kata  “shalom..!” respon kita adalah dengan harus menjawab “damai di hati” . Bila jawaban ini dilandasi dengan iman bahwa Allah senantiasa memelihara kehidupan kita dan segala yang terjadi dalam kehidupan kita merupakan bagian dari rencana-Nya, maka itu adalah hal yang wajar. Tapi, yang tidak benar adalah jawaban tersebut justru merupakan penyangkalan terhadap realitas hidup yang kita alami. Sungguh tidaklah benar, jika masalah, pergumulan, kesulitan dan kesesakan hidup yang dialami seseorang merupakan tanda bahwa dia kurang rohani. Dan sangatlah tidak tepat jika kegagalan yang dialami seseorang adalah karena dia kurang berdoa. Apalagi sangat tidaklah wajar jika doa dijadikan sebagai alat keberuntungan dan jimat untuk sukses, apalagi menganggap bahwa khasiat doa tergantung pada gelar teologi dan status pelayanan seseorang yang jika didoakan, pasti manjur. Hal yang terkadang terdengar rohani tanpa disadari sering  dijadikan berhala oleh kebanyakan orang.

Mengikut Kristus bukan hanya sekedar mempercayai Dia sebagai juruselamat dan Tuhan yang dapat menebus kita dari segala dosa, tapi bersedia mengikut dan memikul salib-Nya. Banyak orang yang mengaku percaya Kristus, tapi belum tentu mau mengikut Dia. Banyak orang yang mau mengikut Dia tapi tak bersedia memikul salib-Nya, meskipun pada hakekatnya  menjadi pengikut Kristus adalah bagian yang tak terpisahkan dari penyangkalan diri dan bersedia menderita bagi Dia.

Allah tidak menuntut kita untuk kembali ke dua ribu tahun yang lampau untuk menjadi seperti Simon orang Kirene yang dipaksa memikul salib Yesus, tapi Dia ingin agar hidup kita senantiasa menjadikan-Nya sebagai yang utama dan satu-satunya bukan salah satunya. Dan hal ini butuh pengorbanan, entahkah itu Pengorbanan waktu, tenaga, perasaan, ego, atau bahkan materi. Semua ini adalah bagian dari salib yang harus kita pikul. Tapi bukankah ini juga bagian dari anugerah-Nya? Rasul Paulus memandang penderitaan yang ia alami bagi Kristus adalah karunia Allah (Filipi 1:29). Pergumulan dan penderitaan juga dijadikan sebagai  alat untuk membuat kita semakin bergantung pada-Nya.
Realita hidup memang sulit., kenyataan terkadang dipandang sebagai hal yang tak semudah kalimat-kalimat bijak untuk  dijadikan status rohani oleh kebanyakan orang. Tapi satu hal yang mungkin bahwa sepenggal kata indah yang berisi motivasi dan pujian syukur, tak pernah lepas dari proses yang dialami seseorang yang kemudian diungkapkan lewat sepengal tulisan.

Tetaplah percaya, pertolongan Allah yang tak terduga dan kesadaran bahwa Kristus pun telah menderita bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia akan menjadi penghiburan yang berlimpah-limpah bagi kita.  Penderitaan yang kita alami akan menjadi kesempatan untuk kembali mengingat apa yang telah Yesus buat bagi kita yang berdosa. Yesus mengasihi kita, dan Dia tahu bahwa kita mampu menghadapi setiap kenyataan hidup ini karena Dia selalu ada bersama dengan kita.
Tuhan Yesus memberkati kita semua

Soli Deo Gloria
Tatengesan, 11 Februari 2020

PChrist_inW




Jumat, 07 Februari 2020

DIA MENGERTI


Ratapan 2 : 11
Hancur habis hatiku,sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota

Perasaan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dengan penginderaan, sebab perasaan akan lebih terkait dengan sesuatu yang terjadi dilingkungan sekitarnya. Misalkan seseorang akan merasa kegerahan jika lingkungan disekitarnya panas. Berbeda dengan perasaan, emosi justru mengungkapkan perasaan. Misalnya seseorang akan mudah“marah” jika dia dalam keadaan kepanasan. Hal ini juga yang dialami oleh Nabi Yeremia. Nabi Yeremia dikenal sebagai nabi “Ratapan”, yang diyakini sebagai penulis kitab Ratapan. Keadaan bangsa Yehuda dan bait suci yang hancur oleh Babel menjadi objek Ratapan dalam kitab ini. Penyebab sesungguhnya dari kehancuran yang terjadi adalah bangsa Yehuda sendiri. Perasaan sedih ini kemudian diungkapkan dalam tulisan yang penuh emosional oleh nabi Yeremia.
Setiap orang punya respon emosinal yang berbeda-beda terhadap apa yang mereka rasakan. Ada yang berkata , bahwa perempuan cenderung lebih menggunakan perasaan, sedang laki-laki menggunakan logika, tapi sebenarnya logika dan perasaan justru merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dan setiap orang pasti mempunyai perasaan terhadap situasi atau keadaan disekitar mereka.
Yesus pun mengalami perasaan yang teramat sedih ketika melihat akan keberdosaan manusia. Yesus meratapi akan kekerasan hati dan kesombongan manusia yang justru dapat menyebabkan kebinasaan. Sebagai respon dari perasaan sedih tersebut, Yesus menunjukan pengampunan dan kasih tanpa syarat melalui totalitas penderitaan dan pengorbanan-Nya bagi kita manusia yang berdosa.
Hari ini, mungkin ada banyak hal  terjadi disekitar kita yang menguras banyak emosi. Entahkah itu marah ketika ada yang menyakiti kita, beban hidup yang melelahkan, diperlakukan tidak adil ataupun ditekan tanpa kasih, yang melahirkan emosi baik dalam bentuk  tangisan ketika mulut tak mampu untuk berucap. Apapun emosi dan perasaan yang kita rasakan itu adalah hal yang wajar. Wajar jika kita merasa terpukul ketika disakiti, wajar kita merasa lelah jika terus ditekan, wajar kita merasa malu ketika dipermalukan, tapi seperti ungkapan Yeremia “Curahkan isi hatimu bagaikan air dihadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu”, maka adalah baik mencurahkan isi hati kita kepada Dia, karena seperti ungkapan lagu “Dia mengerti”, maka Kristus  adalah tempat yang paling tepat, sebab Dia sendiri telah mengalami lebih dulu semua perasaan dan emosi sebagai manusia ketika Dia ditinggalkan, dikhianati, dipermalukan, dikucilkan, dihina,dianiaya, di sangkali dan disalibkan. Tak bisa dibayangkan seperti apa perasaan Yesus saat itu, tapi satu hal yang pasti bukan seperti kita yang berdosa, tapi perasaan “Kasih” tak bersyarat yang Ia miliki dan respon Kasih itu adalah Pengampunan yang sempurna bagi dunia. Amin

Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka
                Tak ada lagi waktu terlambat sudah
Tuhan tak  pernah berdusta
Dia s’lalu pegang janji-Nya
Bagi orang percaya, mujizat nyata..

Dia mengerti, Dia Peduli  
persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti Dia peduli 
persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia minta
 Agar kita percaya
          Sampai mujizat menjadi nyata

Soli Deo Gloria
Tatengesan, 07 Februari 2020
PChrist_inW