Sabtu, 19 November 2022
OVERTHINKINGš¤
Minggu, 05 Juni 2022
BELAJAR MERASA CUKUP
Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. —1 Timotius 6:6
Melihat bahwa aku mulai mengalihkan objek cinta yang seharusnya fokus pada Tuhan, aku pun tertunduk dan menyesal. Memohon pengampunan dan pembaharuan diri dari Tuhan sehingga hal ini pun mempengaruhi rasa cukup dalam hidupku secara keseluruhan. Hanya Yesus yang sanggup memuaskan keseluruhan jiwaku. Tak ada yang lain. Dan aku pun percaya hal sama berlaku juga untukmu. Amin
Jumat, 22 April 2022
I am Not Alone
Ulangan
31:6
Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab
TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan
engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Dalam sebuah artikel Kompas.com, kesepian merupakan
sebuah emosi kompleks ketika seseorang merasa tidak diperhatikan, tidak
berharga, sendirian, merasa tidak terhubung dengan orang lain, ataupun perasaan
tidak dicintai. Kondisi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah keadaan merasa
terpisah dengan orang lain. Hal ini tentu dirasakan oleh setiap orang dan
sebenarnya ini hal yang wajar apalagi dalam situasi dan kondisi pandemi seperti
saat ini. Akan tetapi, hal yang tidak wajar adalah ketika perasaan ini terjadi
terus menerus maka akan berakibat fatal, baik untuk kesehatan fisik maupun
jiwa.
Perasaan kesepian ini juga tentunya tak lepas dari
diriku secara pribadi. Aku menulis blog ini tidak untuk menunjukkan bahwa aku
adalah orang yang paling kesepian di dunia, tapi setidaknya apa yang aku lewati
dalam proses kesepian ini dapat menjadi berkat bagi siapa yang membacanya yang
mungkin sedang mengalami hal serupa termasuk juga bagiku ketika kembali harus
diperhadapkan pada situasi seperti ini suatu saat nanti.
Mengawali tahun ini, aku diperhadapkan pada banyak
pilihan yang rumit. Itu menurutku. Entah orang lain punya cara pandang yang
berbeda, namun bagiku ini bukanlah hal yang mudah. Tuhan memberikanku tangung
jawab melayani dikampung halaman untuk waktu yang cukup lama, yaitu 5 tahun.
Sejak lulus kuliah, aku sering terhubung dengan komunitas aku melayani. Tour pelayanan Bersama, ibadah dan doa
Bersama, termasuk hang out Bersama.
Aku sangat menyatu dengan mereka karena merasa sangat diterima. Bahkan, dalam
situasi pandemi sekalipun tidak membuat semangatku hilang untuk bisa tetap ada bersama
dalam setiap kegiatan pelayanan dengan mereka. Sampai pada akhirnya, ketika aku
memutuskan untuk berkomitmen melayani disini, aku justru mengalami kesulitan untuk bisa terhubung secara langsung dengan
mereka. Banyak pelayanan yang tidak bisa kuikuti karena harus fokus ditempat
ini. Terpisah dari tempat yang membuatku nyaman ternyata dapat mendatangkan
rasa kesepian dalam diriku. Aku kekurangan waktu dengan mereka untuk berbagi masalah dan kisah hidup. Aku tak bisa menemukan orang yang benar-benar paham akan keadaanku di tempat ini. Syukurlah Tuhan menghadirkan aku seseorang yang
menjadi pengingat yang kuanggap sebagai pengisi relung hatiku yang kosong dalam sebuah komitmen hubungan. Aku bisa berbagi
dalam kasih, menceritakan segala pengalaman bahkan pergumulan hidup yang
dihadapi. Bahkan, aku disadarkan bahwa tidak seharusnya aku terus-menerus ada
dalam zona nyaman yang kuciptakan sendiri.
Memanglah benar bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat memberikan kepenuhan apapun dalam dirinya jika hal itu diluar daripada Kristus sendiri. Selama kurang lebih 4 bulan dalam kondisi hubungan yang usai setelah kurang lebih 3 tahun lamanya dalam komitmen relasi pacaran. tentunya membuat perasaan hampa dan kosong kembali hadir. Meskipun ada ditengah-tengah orang banyak, perasaan ini tetap saja ada menggerogoti dan berusaha masuk ke dalam jiwaku. Kesepian ini sering membatku mengingat hal-hal menyakitkan yang terjadi. Tanpa disadari ini menunjukkan bahwa aku menjadikan manusia sebagai yang utama dan menempati tahta hati. Aku menerima Kristus tapi tidak membiarkan Dia yang berkuasa, sehingga hampir setiap saat aku menjadi orang yang mulai menyalahkan Tuhan dan menganggap bahwa Dia tidak ada bersamaku dalam keadaan yang sulit. Syukurlah ada banyak cara yang Tuhan pakai untuk mengingatkanku bahwa aku tidak sendiri. Ia memperbaharuiku setiap hari. Ruang hati yang kosong hanya dapat diisi oleh-Nya. Ia memberikan kepenuhan yang sejati. Momen perayaan Jumat Agung dan paskah yang baru lewat kembali menyadarkanku bahwa Yesus pun pernah mengalami kesepian yang mengerikan dan jauh lebih dibanding dengan apa yang aku alami. 2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Tatkala harus menghadapi gelap pekat di kayu salib, dan terlebih ketika Allah seolah membalikkan diri terhadap-Nya, maka sesungguhnya ini adalah kesepian yang paling menyakitkan bagi Yesus yang dalam keadaan sebagai Manusia. Ya itu memang puncaknya, namun sebelum penyaliban itu pun kurasa bukan hal yang mudah untuk menghadapi penghinaan dan penderitaan yang hebat seorang diri. Dikhianati, disangkali, ditinggalkan adalah satu paket kesepian yang Yesus alami untuk kita. Ia melewati kesepian yang mengerikan ini agar kepenuhan sejati dan damai sejahtera-Nya dapat kita alami. Yesus mampu mengisi kekosongan hatimu.
Kembali ke cerita awal, bahwa pasca berakhirnya relasi dengan orang tersebut membuatku bergumul dengan rasa sakit, kekhawatiran bahkan ketidak percayaan baik kepada orang lain maupun dirisendiri. Namun, Tuhan pun mengajarkanku bahwa Dia bekerja dibalik segala sesuatu untuk kebaikanku, dan berlaku juga hal yang sama bagimu. Aku dan kamu tidak sendiri. Rasa sepi itu hanyalah tipu daya iblis untuk membuatmu merasa tidak dikasihi oleh Tuhan. Sepenggal pengalaman yang kutulis diatas adalah satu dari banyaknya cerita dibalik rasa sepi yang kualami. Tapi, bukan berarti aku terpuruk lagi didalamnya. Kedepan mungkin perasaan ini akan kembali hadir dengan situasi yang berbeda, tapi justru yang menjadi kekuatan bagiku adalah perasaan sepi tidak akan mampu membuat harapanku hilang dan menganggap diri ditinggalkan karna sesungguhnya Dia ada bersamaku. Dia hadir dalam setiap musim hidup kita. Karna fokus pada masalah sendiri kita memang sering lupa fakta bahwa Yesus sekali-'kali tidak membiarkan dan meninggalkan kita.
Ingat dan percayalah bahwa dia ada dan selalu
berjalan Bersama kita. You are not alone,
I am not alone. Amin