This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 19 November 2022

OVERTHINKINGšŸ¤•

       foto banyak pikiran sebagai PemanisšŸ¤£


"Eh pena ada pikir-pikir apa ini?" Kalimat berbahasa Manado yang Jika dibahasa indonesiakan artinya adalah "penatua sedang memikirkan apa? " Pertanyaan ini sudah kesekian kalinya saya dengar selama masa saya menjadi penatua pemuda di jemaat tempat saya tinggal. Sering menghayal dan susah mengambil keputusan yang tepat. Sejak kuliah memang sudah seperti ini dan semakin parah ketika sudah jadi alumni. Saya coba cari tau , dan ditemukanlah sebuah kata dalam bahasa inggris, yaitu "Overthinking"

Sebagian besar orang disegala usia mengalami hal ini. Mereka yang sedang study, bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, berkeluarga bahkan mereka yang dipercayakan menjadi hamba Tuhan kebanyakan akan ada pada titik ini "Overthinking". Seorang overthinker biasanya akan memikirkan sesuatu hal yang telah terjadi dan belum terjadi.  Penyebabnya sendiri bisa karena terlalu fokus akan satu kekhawatiran. Bahayanya adalah keseringan Overthinking dapat memicu stress yang berujung pada depresi dan tentunya membuka peluang pada tindakan-tindakan ekstrim seperti menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.

Saya tidak akan membahas terlalu mendalam mengenai arti atau makna Overthinking ini, karena bukan seorang ahli psikologi. Tapi, saya cukup paham dan dapat mengerti bagaimana rasanya, karena setelah mempelajari hal ini, tak dapat dipungkiri ternyata saya pun mengalaminya. Tidak setiap hari, tapi cukup sering. Gejalanya dapat berupa sakit kepala dan rasa cemas berlebih hingga kesulitan tidur. Saya teringat pada awal pelayanan saya sebagai penatua, yaitu ibadah perdana pemuda di tahun 2022, tepatnya pada tanggal 15 januari yang lalu, saya mengalami kesulitan tidur hingga tidak menyadari bahwa hari sudah berganti. Yang saya pikirkan saat itu bukanlah hal-hal yang vital , tapi lebih kepada memikirkan keputusan saya mengiyakan pelayanan ini dan apa yang akan terjadi di 5 tahun kedepan. Jantung saya terasa sakit dan keringat dingin ditangan tak berhenti keluar.

Ingin sekali berdoa tapi tidak bisa fokus..
Ingin sekali membaca firman tapi terlalu banyak yang dipikirkan.

Sampai suatu ketika, karena kesulitan ini maka saya mencoba mendengar firman lewat video khotbah dan lagu Cover NDC dari Yeshua Abraham yang berjudul "Tak Terbatas Kasih-Mu". Liriknya seperti ini :
Semusim berlalu,
Namun Kau s'lalu p'liharaku
Kasih dan setia-Mu
Tak pernah layu di hidupku

Lebih luas dari samud'ra
Kebaikan-Mu Bapa takkan habis di hidupku
Lebih tinggi dari cakrawala
Tak terbatas kasih-Mu
Sungguh kubersyukur

Apakah anda juga alami hal ini? Mungkin masalahnya berbeda. Bisa jadi itu karrna keuangan, hubungan keluarga, pekerjaan, kesehatan dan hal lainnya. Ingatlah hal ini baik-baik!
Ada banyak hal baik yang sudah anda dan saya alami. Keberadaan kita saat ini adalah bukti pemeliharaan Allah. Anugerah selamat yang Allah anugerahkan melalui Yesus Kristus lewat pengorbanan-Nya disalib bukan hanya teori yang harus kita ketahui, tapi harus kita nikmati. Ia berjanji tak akan pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5), selalu mengasihi kita (Yeremia 31:3 dan memberikan kita harapan akan hari depan (Yeremia 29:11).

Ayo hilangkan Overthinking..
Jangan biarkan jadi penghambat untuk kita menjalani hidup dan malah menyakiti diri kita dengan pikiran-pikiran tentang hal yang belum tentu terjadi. Memang tidak mudah dan butuh proses,  tapi percayalah Tuhan pasti akan menolong, dan melaui firman-Nya Dia akan terus menuntun jalan hidup kita.
Amin...
Soli Deo Gloria

Minggu, 05 Juni 2022

BELAJAR MERASA CUKUP

 

    

Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. —1 Timotius 6:6

        Beberapa hari yang lalu aku menghabiskan beberapa jam dalam media social. Aku tidak sedang sibuk untuk berkomunikasi atau melakukan hal-hal yang penting didalamnya. Menurutmu apa yang aku lakukan? Jangan terkejut jika aku mengatakan bahwa yang aku lakukan adalah sedang melihat-lihat profil atau unggahan teman-teman yang sudah berhasil hidupnya. Tak ketinggalan juga para selebgram yang hidup dalam kemewahan. Yang paling menarik perhatianku adalah seorang artis cantik dan berpendidikan yaitu Maudy Ayunda yang baru-baru ini dilamar oppa tajir dari Korea. Wah..betapa beruntungnya hidup mereka. Aku mulai membanding-bandingkan hidupku dengan mereka. Ok lupakan Maudy karena memang hayalanku terlalu tinggi jika ingin sepertinya. Tapi, bagaimana dengan mereka yang hidupnya justru terlihat berhasil? Ya okelah meskipun  aku tidak tau proses yang mereka telah lewati dibalik keberhasilan itu, tapi yang aku tau prosesku dan mereka tidak jauh berbeda. Tapi, kenapa mereka justru bisa berhasil? Aku mulai mengaitkan kegagalan demi kegagalan yang ku alami dan melihat diri sendiri sebagai orang yang tidak merasa cukup. 
 
      Sahabat, Dunia tidak akan pernah benar-benar menjawab kebutuhan kita. Sebaliknya, Paulus ingin Timotius mendasarkan identitasnya pada Allah: “Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar”. Nilai diri kita tidak bisa diukur oleh hal-hal duniawi. Yesus telah menunjukkan betapa mahalnya nilai diri kita. Waktu IA mati di kayu salib, maka kita diingatkan kembali bahwa pengorbanan-Nya tidak hanya tentang keselamatan kekal yang dapat kita miliki saat percaya, melainkan juga tentang fakta bahwa kasih yang IA tunjukkan sudah cukup. Ia memberikan rasa kepuasan sejati bagi setiap orang percaya. Objek Cinta Allah tidak berubah. Yang sering berubah justru adalah objek cinta kita. Alkitab sendiri mengatakan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang. masalah timbul ketika uang menjadi objek cinta kita. Pada akhirnya kita sering menemukan diri kita sebagai orang yang sering merasa tidak cukup.

 

Melihat bahwa aku mulai mengalihkan objek cinta yang seharusnya fokus pada Tuhan, aku pun tertunduk dan menyesal. Memohon pengampunan dan pembaharuan diri dari Tuhan sehingga hal ini pun mempengaruhi rasa cukup dalam hidupku secara keseluruhan. Hanya Yesus yang sanggup memuaskan keseluruhan jiwaku. Tak ada yang lain. Dan aku pun percaya hal sama berlaku juga untukmu. Amin

Jumat, 22 April 2022

I am Not Alone


Ulangan 31:6

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

 

Dalam sebuah artikel Kompas.com, kesepian merupakan sebuah emosi kompleks ketika seseorang merasa tidak diperhatikan, tidak berharga, sendirian, merasa tidak terhubung dengan orang lain, ataupun perasaan tidak dicintai. Kondisi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah keadaan merasa terpisah dengan orang lain. Hal ini tentu dirasakan oleh setiap orang dan sebenarnya ini hal yang wajar apalagi dalam situasi dan kondisi pandemi seperti saat ini. Akan tetapi, hal yang tidak wajar adalah ketika perasaan ini terjadi terus menerus maka akan berakibat fatal, baik untuk kesehatan fisik maupun jiwa.

Perasaan kesepian ini juga tentunya tak lepas dari diriku secara pribadi. Aku menulis blog ini tidak untuk menunjukkan bahwa aku adalah orang yang paling kesepian di dunia, tapi setidaknya apa yang aku lewati dalam proses kesepian ini dapat menjadi berkat bagi siapa yang membacanya yang mungkin sedang mengalami hal serupa termasuk juga bagiku ketika kembali harus diperhadapkan pada situasi seperti ini suatu saat nanti.

Mengawali tahun ini, aku diperhadapkan pada banyak pilihan yang rumit. Itu menurutku. Entah orang lain punya cara pandang yang berbeda, namun bagiku ini bukanlah hal yang mudah. Tuhan memberikanku tangung jawab melayani dikampung halaman untuk waktu yang cukup lama, yaitu 5 tahun. Sejak lulus kuliah, aku sering terhubung dengan komunitas aku melayani. Tour pelayanan Bersama, ibadah dan doa Bersama, termasuk hang out Bersama. Aku sangat menyatu dengan mereka karena merasa sangat diterima. Bahkan, dalam situasi pandemi sekalipun tidak membuat semangatku hilang untuk bisa tetap ada bersama dalam setiap kegiatan pelayanan dengan mereka. Sampai pada akhirnya, ketika aku memutuskan untuk berkomitmen  melayani disini, aku justru mengalami kesulitan untuk bisa terhubung secara langsung dengan mereka. Banyak pelayanan yang tidak bisa kuikuti karena harus fokus ditempat ini. Terpisah dari tempat yang membuatku nyaman ternyata dapat mendatangkan rasa kesepian dalam diriku. Aku kekurangan waktu dengan mereka untuk berbagi masalah dan kisah hidup. Aku tak bisa menemukan orang yang benar-benar paham akan keadaanku di tempat ini. Syukurlah Tuhan menghadirkan aku seseorang yang menjadi pengingat yang kuanggap sebagai pengisi relung hatiku yang kosong dalam sebuah komitmen hubungan. Aku bisa berbagi dalam kasih, menceritakan segala pengalaman bahkan pergumulan hidup yang dihadapi. Bahkan, aku disadarkan bahwa tidak seharusnya aku terus-menerus ada dalam zona nyaman yang kuciptakan sendiri.

Memanglah benar bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat memberikan kepenuhan apapun dalam dirinya jika hal itu diluar daripada Kristus sendiri. Selama kurang lebih 4 bulan dalam kondisi hubungan yang usai setelah kurang lebih 3 tahun lamanya dalam komitmen relasi pacaran. tentunya membuat perasaan hampa dan kosong kembali hadir. Meskipun ada ditengah-tengah orang banyak, perasaan ini tetap saja ada menggerogoti dan berusaha masuk ke dalam jiwaku. Kesepian ini sering membatku mengingat hal-hal menyakitkan yang terjadi. Tanpa  disadari ini menunjukkan bahwa aku menjadikan manusia sebagai yang utama dan menempati tahta hati. Aku menerima Kristus tapi tidak membiarkan Dia yang berkuasa, sehingga hampir setiap saat aku menjadi orang yang mulai menyalahkan Tuhan dan menganggap bahwa Dia tidak ada bersamaku dalam keadaan yang sulit. Syukurlah ada banyak cara yang Tuhan pakai untuk mengingatkanku bahwa aku tidak sendiri. Ia memperbaharuiku setiap hari. Ruang hati yang kosong hanya dapat diisi oleh-Nya. Ia memberikan kepenuhan yang sejati. Momen perayaan Jumat Agung dan paskah yang baru lewat kembali menyadarkanku bahwa Yesus pun pernah mengalami kesepian yang mengerikan dan jauh lebih dibanding dengan apa yang aku alami. 2 Korintus 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh AllahTatkala harus menghadapi gelap pekat di kayu salib, dan terlebih ketika Allah seolah membalikkan diri terhadap-Nya, maka sesungguhnya ini adalah kesepian yang paling menyakitkan bagi Yesus yang dalam keadaan sebagai Manusia. Ya itu memang puncaknya, namun sebelum penyaliban itu pun kurasa bukan hal yang mudah untuk menghadapi penghinaan dan penderitaan yang hebat seorang diri. Dikhianati, disangkali, ditinggalkan adalah satu paket kesepian yang Yesus alami untuk kita. Ia melewati kesepian yang mengerikan ini agar kepenuhan sejati dan damai sejahtera-Nya dapat kita alami. Yesus mampu mengisi kekosongan hatimu. 

Kembali ke cerita awal, bahwa pasca berakhirnya relasi dengan orang tersebut membuatku bergumul dengan rasa sakit, kekhawatiran bahkan ketidak percayaan baik kepada orang lain maupun dirisendiri. Namun, Tuhan pun mengajarkanku bahwa Dia bekerja dibalik segala sesuatu untuk kebaikanku, dan berlaku juga hal yang sama bagimu. Aku dan kamu tidak sendiri. Rasa sepi itu hanyalah tipu daya iblis untuk membuatmu merasa tidak dikasihi oleh Tuhan. Sepenggal pengalaman yang kutulis diatas adalah satu dari banyaknya cerita dibalik rasa sepi yang kualami.  Tapi, bukan berarti aku terpuruk lagi didalamnya. Kedepan mungkin perasaan ini akan kembali hadir dengan situasi yang berbeda, tapi justru yang menjadi kekuatan bagiku adalah perasaan sepi tidak akan mampu membuat harapanku hilang dan menganggap diri ditinggalkan karna sesungguhnya Dia ada bersamaku. Dia hadir dalam setiap musim hidup kita. Karna fokus pada masalah sendiri kita memang sering lupa fakta bahwa Yesus sekali-'kali tidak membiarkan dan meninggalkan kita. 

 Ingat dan percayalah bahwa dia ada dan selalu berjalan Bersama kita. You are not alone, I am not alone. Amin