This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 15 Mei 2021

MENYIKAPI KEGAGALAN

         Amsal 3 :5-6, Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

       

       

       Tidak ada orang yang tidak pernah gagal dan bahkan ada orang yang sudah berkali-kali mengalami kegagalan dalam hidupnya.  walaupun mungkin jenis-jenis kegagalan tiap orang berbeda-beda, tapi hal yang harus ditanyakan pada diri kita saat kita mengalami kegagalan adalah bagimana kita memandang diri kita sendiri? Saya pernah mempersalahkan diri sendiri, orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan saat mengalami kegagalan. Kekecewaan saya yang besar pada diri saya sampai membuat saya menjadi orang yang kurang percaya diri dan penuh dengan pesimisme. Namun, Firman Tuhan dihari ini kembali menjadi alaram bagi saya untuk melihat kembali kedalaman diri saya. Apakah saya benar-benar mempercayai Tuhan dengan segenap hati dan hanya bersandar penuh pada-Nya? Ataukah justru pengertian diri sendiri yang selama ini saya pelihara? Terlalu banyak saya berbicara mengenai mempercayai Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan untuk memperoleh keselamatan, tapi justru dalam kehidupan sehari-hari saya masih mengandalkan diri sendiri.

           Tuhan memproses setiap kita dengan beragam cara termasuk kegagalan. Untuk itu, saya sepakat dengan pendapat Dedy Panggabean yang berkata bahwa sikap yang paling tepat dalam menyikapi kegagalan adalah memperbaiki diri ditengah-tengah banyaknya hal yang telah kita kerjakan, karena tidak ada perubahan yang mungkin terjadi jika dalam hidup ini kita tidak mau belajar. Belajarlah dari kegagalan dan terus percayakan totalitas hidup kita dalam pimpinan-Nya. Amin

Jumat, 07 Mei 2021

Hidup dengan bijaksana

Mazmur 90:10, masa hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

        “Padahal kemarin masih sehat-sehat, tapi sekarang sudah terbujur kaku”, kalimat ini selalu saya dengar apabila ada yang meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda atau sakit sebelumnya. Kematian selalu menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan karena alasan seperti takut atau belum siap. Kematian dapat datang kapan dan dimana saja sebagai pertanda bahwa hidup ini begitu singkat dan dibatasi oleh usia. Untuk itulah, Tuhan ingin agar kita menggunakan waktu dengan sebijak mungkin. ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (ayat 12).

        Benar bahwa hidup ini begitu singkat. Maka, pakailah waktu yang ada untuk hal-hal yang dapat memberi dampak yang baik, yang bernilai kekal bagi banyak orang. Keselamatan memang adalah anugerah ketika kita mau mempercayai Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Tapi, jangan berhenti hanya pada “aku percaya”! Dalam bukunya yang berjudul “mengukir hati batu”, Dedi panggabean berkata bahwa kita tidak boleh puas hanya dengan menerima berita injil, sebab injil menuntut gambar Kristus dalam diri kita. Hidup serupa dan segambar dengan Kristus tentunya adalah hidup yang mau memakai waktu yang Tuhan beri dengan benar, agar nantinya kita tidak menyesal saat kita tiba pada waktu dimana kita sudah tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Amin