This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 06 Desember 2020

Kasih Yang Mendingin

 


Tatengesan, 06 Desember 2020

Oleh : Pricilia K Wahongan

 

 

     Dunia banyak mengalami perubahan. Dimasa pandemi seperti saat ini, segala sesuatu tampaknya semakin berubah. Pertanyaannya, apakah kasih kita terhadap Allah juga berubah? Diawal virus ini muncul dan menggemparkan dunia, banyaak orang yang kemudian berbalik pada kehidupan persekutuan yang baik dengan Tuhan. Yang malas beribadah menjadi rajin beribadah meski dirumah masing-masing, yang kadang berdoa menjadi sering berdoa, yang jenuh membaca Alkitab mulai membiasakan diri untuk tekun belajar firman Tuhan, yang tidak pernah bersaksi menjadi orang yang justru menjadikan bersaksi sebagai gaya hidup, bahkan yang tadinya menutup mata terhadap sesama telah menjdi orang yang mau melihat dan peduli terhadap orang lain, termasuk mereka yang terdampak penyebaran virus Covid-19.

    Bagaimana dengan sekarang? Saat semuanya kembali menjaadi normal yang baru apakah kasih itu masih sama dengan sebelumnya? Atau kehangatan kasih itu hanya ada di awal-awal saja dan kemudian mendingin seiring berjalannya waktu?

    Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal (Yeremia 31:3b). bukti nyata kasih-Nya tatkala Dia mau datang ke dunia menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus (Yohanes 1:1,14). Kelahiranya ke dunia ini juga mengambil kedudukan yang paling rendah bersamaan dengan situasi yang paling tidak layak Dia terima. Tidak hanya persoalan tentang tempat kelahiran-Nya, tapi juga pergumulan-pergumulan yang Dia hadapi sebelum dan sesudah Dia memulai perjalanan pelayanan-Nya tidaklah mudah. Hingga pada puncak kasih-Nya Dia mau mengorbankan diri-Nya, mati di kayu Salib untuk menyelamatkan kita dari akibat dosa yang kita lakukan. Sampai saat ini, kasih itu tetap nyata, tidak berkurang, dan tidak mendingin. Kasih itu kekal dan menjangkau setiap jiwa yang terhilang.

    Bagaimana dengan kita? Apakah kasih kita terhadap-Nya masih menghangat? Atau sudah mendingin tatkala mungkin kita sedang dalam situasi yang tidak diharapkan. Ingat, Yesus juga melewati banyak situasi yang sulit oleh karena kasih-Nya pada kita. Apakah kasih kita juga terhadap sesama masih ada? Atau jangan-jngan dimasa pandemi ini keegoisan kita semakin meningkat seiring dengan pembatasan sosial yang ada.

    Banyak yang perlu untuk kita refleksikan di masa-masa yang tak menentu ini . Charles Spurgeon berkata, waspadalah, jangan menjadi patah semangat dengan kerajinanmu yang mula-mula, berhati-hatilah: jangan menjadi dingin. Dulu engkau bersungguh-sungguh, tetaplah bersungguh-sungguh, dan biarlah api yang pernah membara dalammu tetap menggerakkan engkau, tetaplah menjadi orang-orang yang kuat dan militan, orang yang melayani Tuhan dengan rajin dan semangat.

Jangan mendingin!.